Sunday, March 23, 2014

Teori Ekologi Bronfenbrenner

Kelompok 4

Menurut Bronfenbrenner, perkembangan seorang anak bergantung pada konteks sosialnya. Bronfenbrenner memiliki teori yang terdiri dari lima sistem lingkungan yaitu, mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Disini, saya akan membahas satu per satu sistem-sistem tersebut dan akan memberikan contoh berdasarkan pengalaman saya sendiri. Let’s take a look.
©      Mikrosistem adalah setting dimana individu menghabiskan banyak waktu kegiatannya anatara lain, keluarga, sekolah, teman sebaya maupun tetangga. Dalam mikrosistem, individu berinteraksi langsung dengan keluarga, teman sebaya, guru, dan orang lain. Mikrosistem saya pada saat masih menginjak Sekolah Dasar adalah keluarga, sekolah, teman sebaya di sekolah maupun di lingkungan rumah. Saat itu saya banyak menerima pengalaman dari keluarga dan teman sepermainan saya di lingkungan rumah contohnya saya mengetahui jenis-jenis permainan baru, buku-buku yang bagus untuk dibaca, diajari main sepeda dan sebagainya dari teman-teman di lingkungan rumah.

©      Mesosistem adalah hubungan antar-mikrosistem. Contohnya yaitu hubungan antara pengalaman dari keluarga dengan pengalaman dari sekolah atau antara keluarga dan teman sebaya. Dalam pengalaman saya, hubungan antar pengalaman dari keluarga dengan pengalaman dari sekolah sangatlah penting karena hal-hal yang saya alami di keluarga akan saya terapkan juga di sekolah. Di rumah, saya diajari untuk menghormati orang yang lebih tua dan menghargai orang lain sehingga di sekolah saya belajar untuk menghormati guru serta menghargai teman-teman. Begitu juga hubungan antar pengalaman dari keluarga dengan pengalaman dari teman sebaya. Contohnya yaitu di keluarga, saya diajari untuk tidak memandang teman berdasarkan status sosial, agama, suku, maupun rasnya sehingga saya belajar untuk tidak memilih-milih teman.

©      Eksosistem adalah ketika pengalaman di setting lain memengaruhi pengalaman guru dan murid dalam konteks mereka sendiri. Pada saat saya di bangku SMA, kualitas kinerja seorang kepala sekolah atau kepala yayasan sangat memengaruhi pengalaman guru dan murid. Karena kurangnya sikap tegas kepala sekolah saya terhadap kedisiplinan, maka berdampak juga pada kami murid-muridnya bahkan guru-guru yang mengajar di sekolah saya kurang dapat menerapkan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar.

©      Makrosistem adalah kultur yang lebih luas yang berarti peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Berdasarkan pengalaman saya, kultur sangat memengaruhi perkembangan anak karena saya tumbuh di daerah adat batak dimana sebagian besar teman-teman dan guru-guru saya beretnis batak begitu juga dengan saya yang beretnis batak. Teman-teman dan guru-guru saya sebagian besar memiliki gaya bicara dengan suara keras dan menyentak meskipun tidak sedang marah dan saya yang tumbuh di sekeliling mereka tumbuh menjadi anak yang gaya bicaranya bersuara keras dan sedikit menyentak meskipun saya tidak sedang marah. Berbeda dengan kakak-kakak saya yang tumbuh di sekeliling etnis jawa, mereka lebih lembut gaya bicaranya daripada saya yang tumbuh di daerah etnis batak.


©      Kronosistem adalah kondisi sosiohistoris dalam perkembangan anak. Zaman sekarang adalah era globalisasi dimana anak-anak tumbuh sebagai generasi pertama yang  dikelilingi oleh berbagai teknologi yang canggih dan generasi pertama yang tumbuh di dalam kota yang semrawut dimana tidak ada batas yang jelas antara kota, desa, dan subkota. Anak-anak yang tumbuh di masa sekarang sudah diajari dan diberikan alat-alat berteknologi canggih dari orangtuanya seperti smartphone atau tablet yang sedang booming sekarang ini sedangkan pada saat saya masih di Sekolah Dasar saya belum mempunyai handphone. Saya melihat beberapa anak-anak yang sudah diberikan smartphone atau tablet lebih sering ‘sibuk’ dengan dunianya sendiri dan kurang bersosialisasi karena anak tersebut tidak perlu harus bermain dengan teman karena ia sudah mempunyai smartphone yang dipenuhi dengan berbagai macam permainan. Saya juga ingat dahulu saya sangat suka mewarnai sehingga orangtua saya memberikan buku mewarnai untuk anak-anak karena menurut orangtua saya, hal ini dapat melatih kreativitas seorang anak dan dulu saya senang bermain permainan tradidional bersama teman-teman saya seperti congklak, engklek atau karet sedangkan anak-anak yang sekarang sudah diberikan teknologi canggih kurang tertarik dengan buku-buku mewarnai atau permainan tradisional dan lebih tertarik dengan hal-hal yang berbau teknologi. Hal ini sangat memengaruhi perkembangan seorang anak.

No comments:

Post a Comment