Kelompok 4
Menurut Bronfenbrenner,
perkembangan seorang anak bergantung pada konteks sosialnya. Bronfenbrenner
memiliki teori yang terdiri dari lima sistem lingkungan yaitu, mikrosistem,
mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Disini, saya akan
membahas satu per satu sistem-sistem tersebut dan akan memberikan contoh
berdasarkan pengalaman saya sendiri. Let’s take a look.
© Mikrosistem
adalah setting dimana individu menghabiskan banyak waktu kegiatannya anatara
lain, keluarga, sekolah, teman sebaya maupun tetangga. Dalam mikrosistem,
individu berinteraksi langsung dengan keluarga, teman sebaya, guru, dan orang
lain. Mikrosistem saya pada saat masih menginjak Sekolah Dasar adalah keluarga,
sekolah, teman sebaya di sekolah maupun di lingkungan rumah. Saat itu saya
banyak menerima pengalaman dari keluarga dan teman sepermainan saya di
lingkungan rumah contohnya saya mengetahui jenis-jenis permainan baru,
buku-buku yang bagus untuk dibaca, diajari main sepeda dan sebagainya dari
teman-teman di lingkungan rumah.
© Mesosistem
adalah hubungan antar-mikrosistem. Contohnya yaitu hubungan antara pengalaman
dari keluarga dengan pengalaman dari sekolah atau antara keluarga dan teman
sebaya. Dalam pengalaman saya, hubungan antar pengalaman dari keluarga dengan
pengalaman dari sekolah sangatlah penting karena hal-hal yang saya alami di
keluarga akan saya terapkan juga di sekolah. Di rumah, saya diajari untuk
menghormati orang yang lebih tua dan menghargai orang lain sehingga di sekolah
saya belajar untuk menghormati guru serta menghargai teman-teman. Begitu juga
hubungan antar pengalaman dari keluarga dengan pengalaman dari teman sebaya.
Contohnya yaitu di keluarga, saya diajari untuk tidak memandang teman
berdasarkan status sosial, agama, suku, maupun rasnya sehingga saya belajar
untuk tidak memilih-milih teman.
© Eksosistem
adalah ketika pengalaman di setting lain memengaruhi pengalaman guru dan murid
dalam konteks mereka sendiri. Pada saat saya di bangku SMA, kualitas kinerja
seorang kepala sekolah atau kepala yayasan sangat memengaruhi pengalaman guru
dan murid. Karena kurangnya sikap tegas kepala sekolah saya terhadap
kedisiplinan, maka berdampak juga pada kami murid-muridnya bahkan guru-guru
yang mengajar di sekolah saya kurang dapat menerapkan kedisiplinan dalam proses
belajar mengajar.
© Makrosistem
adalah kultur yang lebih luas yang berarti peran etnis dan faktor sosioekonomi
dalam perkembangan anak. Berdasarkan pengalaman saya, kultur sangat memengaruhi
perkembangan anak karena saya tumbuh di daerah adat batak dimana sebagian besar
teman-teman dan guru-guru saya beretnis batak begitu juga dengan saya yang
beretnis batak. Teman-teman dan guru-guru saya sebagian besar memiliki gaya
bicara dengan suara keras dan menyentak meskipun tidak sedang marah dan saya
yang tumbuh di sekeliling mereka tumbuh menjadi anak yang gaya bicaranya
bersuara keras dan sedikit menyentak meskipun saya tidak sedang marah. Berbeda
dengan kakak-kakak saya yang tumbuh di sekeliling etnis jawa, mereka lebih lembut
gaya bicaranya daripada saya yang tumbuh di daerah etnis batak.
© Kronosistem
adalah kondisi sosiohistoris dalam perkembangan anak. Zaman sekarang adalah era
globalisasi dimana anak-anak tumbuh sebagai generasi pertama yang dikelilingi oleh berbagai teknologi yang
canggih dan generasi pertama yang tumbuh di dalam kota yang semrawut dimana
tidak ada batas yang jelas antara kota, desa, dan subkota. Anak-anak yang
tumbuh di masa sekarang sudah diajari dan diberikan alat-alat berteknologi
canggih dari orangtuanya seperti smartphone
atau tablet yang sedang booming sekarang ini sedangkan pada saat saya masih di Sekolah Dasar saya belum
mempunyai handphone. Saya melihat beberapa anak-anak yang sudah diberikan smartphone atau tablet lebih sering ‘sibuk’ dengan dunianya sendiri dan kurang
bersosialisasi karena anak tersebut tidak perlu harus bermain dengan teman
karena ia sudah mempunyai smartphone
yang dipenuhi dengan berbagai macam permainan. Saya juga ingat dahulu saya
sangat suka mewarnai sehingga orangtua saya memberikan buku mewarnai untuk
anak-anak karena menurut orangtua saya, hal ini dapat melatih kreativitas
seorang anak dan dulu saya senang bermain permainan tradidional bersama
teman-teman saya seperti congklak, engklek atau karet sedangkan anak-anak yang
sekarang sudah diberikan teknologi canggih kurang tertarik dengan buku-buku
mewarnai atau permainan tradisional dan lebih tertarik dengan hal-hal yang
berbau teknologi. Hal ini sangat memengaruhi perkembangan seorang anak.
No comments:
Post a Comment