Klasifikasi Gangguan di Masa Bayi dan Kanak-kanak
Untuk mengklasifikasikan
perilaku menyimpang pada anak anak, para ahli diagnostik pertama harus
mengetahui apa yang dianggap normal pada usia tersebut. Faktor umur merupakan
salah satu faktor yang penting dalam mendiagnosis perilaku anak. Contohnya jika
anak berumur 3 tahun menjerit-menjerit karena kenginan yang tidak di penuhi
maka itu bisa dikatagorikan hal yang normal, namun jika anak berumur 10 tahun
melakukan hal yang sama itu bisa dianggap tidak wajar atau penyimpangan.
Penyimpangan pada kanak-kanak tercantum pada
DSM-IV-TR, seperti depresi, yang dimasukkan dalam kriteria yang banyak terjadi
pada orang dewasa. Sebagian besar juga penyimpangan pada kanakkanak di karenakan perpisahan,
merupakan gangguan yang banyak terjadi di kalangan kanakkanak. Namun banyak
juga gangguan lain seperti kurangnya konsentrasi/ hiperaktivitas, didalam
konsep utamanya sebagai penyimpangan yang terjadi pada kanak-kanak.
Secara
generalisasi penyimpangan dibagi 2, yaitu :
1. ) Gangguan Eksternalisasi
Penyimpangan
eksternalisasi ditandai dengan perilaku yang lebih diarahkan ke luar diri,
seperti agretivitas, ketidakpatuhan, over aktivitas, dan inpultivitas dan
termasuk ke gangguan Tingkah laku dan Gangguan sikap menentang
2. ) Gangguan Internalisasi
Penyimpangan internalisasi ditandai dengan pengalaman dan lebih ke perilaku
yang dilakukan fokus ke diri sendiri seperti depresi, menarik diri dari sosial
pergaulan diluar lingkungan atau lebih kebanyakan hanya dilingkungan keluarga terdekata
saja, dan kecemasan, yang termasuk ke gangguan aktivitas dan mood di masa kanak-kanak. Anak dapat menunjukkan hal seperti berikut dan kita
menyadari itu walaupun terkadang kita jarang tidak menyadari tingkah laku dari
kanak-kanak.
Gangguan Perkembangan Pada Masa Bayi
Pada
dasarnya setiap fase-fase perkembangan kehidupan manusia memiliki potensi
adanya gangguan, tergantung dari tingkat keberhasilan atau kematangan individu
dalam melewati setiap fase-fase hidupnya. Pada masa bayi, gangguan pertumbuhan
dan perkembangan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian:
a.
Gangguan Pertumbuhan Fisik
-
Hydrochepalus
Penyakit yang terjadi
akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Gangguan
itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya menyebabkan
cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di
sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
-
Atresia Esofagus, Atresia Bilier, Atresia Ani
Atresia Esofagus (kerongkongan tidak terbentuk sempurna), Atresia Bilier (tidak terbentuk saluran empedu), Atresia Ani (tidak terbentuk anus).
Ketiga hal ini sangat mengganggu sistem pencernaan bayi.
-
Clubfoot
Otot-otot, sendi-sendi pergelangan kaki dan tungkai kaki tidak
terbentuk dengan sempurna (terdapat kelainan tulang).
-
Fibrosis Kistik
Penyakit ini
terutama menyerang sistem pernafasan dan saluran pencernaan. Tubuh bayi tidak
mampu membawa klorida dari dalam sel ke permukaan organ sehingga terbentuk
lendir yang kental dan lengket.
-
Ambliopia (Gangguan ketajaman penglihatan)
Amblyopia
adalah gangguan otak yang menyebabkan penglihatan di salah satu mata tidak
berkembang dengan seharusnya. Ini adalah penyebab umum gangguan penglihatan
permanen pada anak-anak.
- Penyakit kuning
Penyakit yang
menyebabkan kulit dan bola mata bayi terlihat berwarna kuning. Hal ini terjadi karena belum dewasanya hati bayi
tersebut. Hal ini biasanya terjadi pada bayi tiga atau empat hari setelah
lahir.
a.
Gangguan Perkembangan Motorik
-
Neuromaskular
Gangguan ini
mengakibatkan kurangnya kemampuan bayi dalam mengendalikan jaringan
otot-ototnya yang membantu dalam proses motorik.
-
Celebral Palsy
Merupakan
suatu gangguan perkembangan motorik (susunan sel-sel syaraf pusat) diakibatkan
kecacatan pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.
-
Distrofi Otot
Merupakan
suatu gangguan ketidakmampuan serat-serat otot dalam mengendalikan rangka bayi
untuk melakukan gerak-gerak tubuh.
b.
Gangguan Emosi dan Perilaku (Psikologis)
-
Down Syndrome
Merupakan kelainan
genetik yang terjadi pada kromosom 21. Perkembangan akan lebih lambat dari anak
normal
-
Autism
Kelainan perkembangan
sistem saraf pada seseorang yang dialami sejak lahir ataupun masa balita .
salah satu contohnya adalah anak yang kesulitan membina hubungan sosial,
berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi serta perasaan orang lain.
-
Mental Retardation
Suatu
kondisi ketika keterbatasan intelekual mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
mengatasi segala tantangan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
-
Hyperactives
Gangguan
dimana seorang anak memiliki tingkah laku yang tidak
normal, berlebihan, atau over yang disebabkan kelainan fungsi sel-sel otak
dengan gejala utama yaitu tidak mampu memusatkan perhatian.
- Hypoxia
berkurangnya
persediaan oksigen. Hal ini juga dapat menyebabkan bayi tersebut mengalami
pembedahan otak dan dapat meninggalkan kerusakan otak yang permanen,
menyebabkan cacat mental, masalah-masalah perilaku, atau kematian
GANGGUAN PADA ANAK-ANAK
Gangguan
juga dapat
terjadi
pada
anak-anak.
Beberapa gangguan yang biasanya terdapat pada masa anak-anak, diantaranya
adalah :
1. Behavioral Disorder
Behavior disorder
ini merupakan
pola-pola
perilaku
yang negatif yang ditampakkan anak
dalam
kelompoknya
maupun
untuk
merespon
segala
sesuatu
disekelilingnya.
. Ada
3
macam
perilaku
yang termasuk dalam
Behavior Disorder yaitu :
A.
Attention – Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan
perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan
aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai
dengan berbagai keluhan perasaan gelisah,tidak bisa diam, tidak bisa duduk
tenang.
B.
Conduct Disorder
Conduct disorder merupakan perilaku yang melatarbelakangi seorang anak memiliki perilaku kekerasan, kenakalan atau kriminalitas. Perilaku yang
ditampilkan dalam conduct disorder merupakan perilaku yang tidak menghargai hak-hak orang lain, melanggar aturan, norma-norma yang berlaku atau pun hukum.
C.
Oppositional Defiant Disorder
Pada anak-anak dengan gangguan tersebut memiliki pandangan maupun perilaku negative dan menyimpang,
biasanya disertai dengan komplain-komplain terhadap orang tua, sikap permusuhan dan kemampuan berargumentasi tentang apa yang dilakukannya.
2. Emotional Disorder
Ketidakmampuan
yang ditandai tidak sesuai dengan usia, budaya atau norma-norma etis yang
berdampak buruk secara dengan merespon perilaku dan emosional dalam
program-program pembelajaran sangat nyata pada akademis social, keterampilan,
dan kepribadian
A.
Social Anxiety
gangguan
kecemasan di mana seseorang memiliki ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk
akal dari situasi sosial. Kecemasan (ketakutan intens) dan kesadaran diri
muncul dari rasa takut akan diawasi ketat, dihakimi, dan dikritik oleh orang
lain. Seseorang dengan kecemasan sosial gangguan takut bahwa ia akan melakukan
kesalahan, terlihat buruk, dan malu atau dipermalukan di depan orang lain.
Ketakutan dapat diperburuk oleh kurangnya keterampilan sosial atau pengalaman
dalam situasi sosial. Kecemasan dapat membangun menjadi serangan panik. Orang
dengan gangguan kecemasan sosial menderita pemikiran menyimpang, termasuk
keyakinan yang salah tentang situasi sosial dan pendapat negatif orang lain.
Apa Penyebab Gangguan Kecemasan Sosial?
Tidak
ada penyebab tunggal gangguan kecemasan sosial, tetapi penelitian menunjukkan
bahwa faktor biologis, psikologis, dan lingkungan mungkin memainkan peranan
dalam perkembangannya.
- Biologi: gangguan kecemasan sosial
mungkin berhubungan dengan ketidakseimbangan neurotransmitter serotonin.
Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimia khusus yang membantu informasi
bergerak dari sel saraf ke sel saraf lain di otak. Jika neurotransmitter
tidak seimbang, pesan tidak bisa melalui otak dengan benar. Hal ini dapat
mengubah cara otak bereaksi terhadap situasi stres, yang menyebabkan
kecemasan. Selain itu, gangguan kecemasan sosial tampaknya keluarga. Ini
berarti bahwa gangguan tersebut dapat diteruskan dalam keluarga melalui
gen, materi yang berisi petunjuk untuk fungsi setiap sel dalam tubuh.
- Psikologis: Perkembangan gangguan
kecemasan sosial dapat berasal dari pengalaman memalukan di sebuah acara
sosial di masa lalu.
- Lingkungan: Orang dengan gangguan
kecemasan sosial dapat mengembangkan ketakutan mereka dari mengamati
perilaku orang lain atau melihat apa yang terjadi pada orang lain sebagai
hasil dari perilaku mereka (seperti ditertawakan atau diolok-olok).
Selanjutnya, anak-anak yang memiliki orang tua overprotective tidak dapat
belajar mengenai keterampilan sosial yang baik sebagai bagian dari
perkembangan normal mereka.
Pengobatan dan Treatment
Kombinasi
obat-obatan dan konseling profesional mungkin efektif untuk pengobatan jangka
panjang bagi orang yang memiliki kecemasan umum dan ketakutan atas situasi
sosial. Untuk mereka yang takut hanya satu atau beberapa situasi sosial
(seperti berbicara di depan umum atau makan di depan lain-lain) mungkin hanya
memerlukan konseling profesional untuk mengatasi/menghilangkan rasa takut
B. Depressive Disorder
Yaitu gejala afeksi, fisiologi dan kognitif seperti
mood depresi, gangguan proses fisiologis (gang. tidur, kelambanan), kesulitan
konsentrasi. Depresi ini juga sering disertai dengan berbagai masalah psikologis
dan klinis, khususnya keinginan/perilaku bunuh diri.
Terapi
untuk Anak yang mengalami depresi
Psikoterapi
Karena
kekhawatiran tentang keamanan obat, orang tua sering memilih untuk mencoba
psikoterapi sebelum beralih ke pengobatan. Psikoterapi dapat membantu anak-anak
untuk membantu mereka memilah-milah perasaan mereka dan belajar keterampilan
yang mereka butuhkan untuk mengatasi tekanan hidup.
3. Developmental and Learning Disorder
Merupakan
keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya reespon yang
bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya
tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya
respon-respon yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih
rendah dari potensi yang dimilikinya.
A.
Mental Retardation
gangguan
umum yang muncul sebelum dewasa,
ditandai dengan gangguan fungsi kognitif dan defisit dalam dua
atau lebih perilaku adaptif. Klasifikasinya
biasanya
diatur
oleh IQ.
Anak-anak
dengan IQ
55-70 dinamakan Mild Mental Retardation, 40-54
Moderate Mental Retardation, 25- 39 Severe Mental Retardation, dan di bawah
20 atau 25 Profound Mental Retardation. Kebanyakan Mental Retardation terjadi pada usia dibawah 18 tahun.
Mental Retardation juga kebanyakan terjadi pada pria daripada wanita.
Pengobatan
Mental Retardation dapat
disembuhkan
dengan
cara
Treatment. Tujuan
utama dari pengobatan adalah untuk mengembangkan potensi orang tersebut secara
maksimal. Pendidikan dan pelatihan khusus dapat dimulai pada awal masa bayi.
Ini termasuk keterampilan sosial untuk membantu orang tersebut
berkelakuan senormal mungkin.
Hal yang harus
dilakukan
adalah
pendekatan
perilaku
B.
Autism and Childhood-Onset Schizophrenia
Gangguan perkembangan yang meluas, mereka berkisar dari gangguan autis
parah yang tidak teratur terhadap
gangguan ringan yang disebut
Asperger syndrome.Anak-anak yang
mengalami gangguan ini dicirikan oleh masalah dalam interaksi sosial,
komunikasi verbal dan nonverbal, dan perilaku repetitif.Autism Disorder adalah
gangguan spektrum autisme parah yang terjadi dalam
tiga tahun pertama kehidupan dan
termasuk kekurangan dalam hubungan
sosial, kelainan dalam komunikasi, dan pola terbatas, berulang, dan perilaku stereotipe.
A.
Learning Disorder
Gangguan
belajar meliputi ketidakmampuan untuk memperoleh, menyimpan,
atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari
kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa
akademi.Gangguan belajar sangat berbeda dari keterlambatan mental dan terjadi
dengan normal atau bahkan dengan fungsi intelektual tinggi.
Gangguan belajar hanya mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan
keterlambatan mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Anak
dengan gangguan belajar terdiri dari tiga jenis :
Disleksia (dyslexia)
Dikenal
sebagai SPLD (Specific Learning Difficulty) merupakan kesulitan yang terus
menerus dalam kemampuan membaca dan menulis dari segala tingkat kemampuan dan
tingkat intelektual. Menurut U.S National Institutes of Health disleksia adalah
ketidakmampuan belajar yang menghambat anak – anak untuk dapat belajar membaca,
menulis, mengeja dan kadang – kadang bicara.
Jenis – jenis Disleksia :
Trauma Dyslexia, biasanya
terjadi setelah adanya cedera atau trauma pada daerah otak yang mengontrol
kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sangat jarang ditemui pada anak-anak
usia sekolah.
Primary Dyslexia, jenis ini disebabkan oleh disfungsi, bukan
kerusakan, sisi kiri otak (cerebralcortex). Individu dengan masalah ini jarang
mampu membaca di kelas 4 SD, dan mungkin saja mereka tetap akan mengalami
kesulitan hingga usia dewasa. Disleksia jenis ini biasanya disebabkan oleh
turunan melalui gen mereka (hereditary). Hal ini lebih sering ditemukan pada anak
lelaki dibanding anak perempuan.
Secondary Dyslexiaatau Developmental Dyslexia, disebabkan oleh perkembangan hormon
selama masa perkembangan janin. Disleksia jenis ini akan berkurang dan membaik
dengan sendirinya seiring dengan perkembangan si anak.
Selain itu
disleksia juga dapat berpengaruh pada beberapa fungsi yang berbeda; Visual Dyslexia, ditandai dengan
kesulitan mengidentifikasi nomer dan huruf (mungkin terbalik-balik) dan
ketidakmampuan untuk menuliskan setiap simbol dengan berurutan. Auditory Dyslexia melibatkan
kemampuan untuk mendengar suara huruf atau kelompok huruf. Suara dianggap
campur aduk dan atau tidak terdengar dengan benar/ sempurna. Disgraphia merupakan kesulitan
yang dihadapi anak saat berusaha memegang dan mengendalikan pensil sehingga
tidak mampu menuliskan apapun dengan benar.
Diskalkulia
Kekurangan
dalam belajar matematika / hitungan ( kesulitan mengerti dan mengingat konsep
angka dan hubungan angka. Diskalkulia terjadi pada kira – kira 3 – 6% populasi.
Dispraksia (dyspraxia)
Merupakan
ketidakmampuan mengatur gerak, sering bermasalah dengan bahasa lisan dan
tulisan. Penyebab dispraksia berhubungan dengan perkembangan neuronal. Dispraksia berasal dari kata “Dys” yang
artinya tidak mudah atau sulit dan “praxis” yang artinya bertindak, melakukan.
Nama lain Dispraksia adalah Development Coordination Disorder (DCD),
Perceptuo-Motor Dysfunction, dan Motor Learning Disability. Menurut penelitian,
gangguan ini kadang diturunkan dalam keluarga dan gejalanya tumpang tindih
dengan gangguan lain yang mirip misalnya disleksia.
Pengobatan
Pengobatan
yang paling berguna untuk gangguan belajar adalah pendidikan yang secara
hati-hati disesuaikan dengan individu anak.
4. Problems related to Physical and Mental Health
A.
Sleep Disorder
Gangguan
tidur dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.
Dyssomnias
Dyssomnias
adalah gangguan memulai
atau mempertahankan tidur, ditandai dengan sangat sulit untuk tidur, tidak bisa tidur
ketika anda ingin, tidak merasa segar setelah
kembali dari tidur, dan
sebagainya
2.
Parasomnias
Parasomnia
adalah gangguan yang agak umum selama awal
hingga pertengahan masa anak-anak. Contohnya Nightmares,
Sleep Terrors, Sleepwalking
B.
Eating Disorder
Kondisi dimana bayi atau anak tidak mau atau menolak untuk makan, atau
memiliki kesulitan makan. Feeding disorder dari bayi
atau masa kanak-kanak awal ditandai dengan pengurangan berat badan yang
tiba-tiba pada bayi atau anak-anak (di bawah 6 tahun) dan perlambatan atau
gangguan emosi dan perkembangan sosial. Gangguan ini
dapat mengarah pada retardasi fisik dan mental bahkan kematian.
Pengobatan
Feeding
disorder dapat ditangani oleh orang tua dengan cara mengontrol makan si anak
dan berkonsultasi ke nutritionist atau mengunjungi gastroenterologist.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI PADA ANAK-ANAK
Menurut
Hurlock, bentuk-bentuk dari hambatan
perkembangan
anak
itu
terbagi
dalam 3
kategori besar, yaitu :
1. Behavior Problem (Problem
Perilaku)
Hambatan
ini
tidak
terlihat
sebagai
suatu
problem, tidak merugikan orang lain, namun
dapat
merugikan
perkembangan
diri
si
anak, dan
masih
dalam
taraf
ringan.Contoh
dari
hal
ini
adalah
ngemut
jempol
atau
eating
problem.
2. Behavior Disorder
Perilaku
yang menyimpang bila
dibandingkan
anak
seusianya,
ini sudah
agak
berat
karena
sudah
tergolong
merugikan
diri
sendiri
dan orang
lain. Selain itu, sudah
butuh
bantuan
penanganan
orang lain yang lebih ahli,
seperti dokter, psikolog, dan lain-lain. Hal
ini dapat
disebabkan
oleh
gangguan
pusat
saraf
(contohnya conduct disorder), atau bisa
juga
disebabkan
oleh
gangguan
psikis
(contohnya trauma atau stress yang mengakibatkan
anak
mengalami
school refusal).
3. Behavior Maladjusting
Perilaku yang keliru yang dilakukan anak-anak untuk mengatasi tuntutan dari lingkungan maupun dari dalam dirinya sendiri, juga merupakan kompensasi yang negatif, namun sifat perilaku tersebut biasanya hanya sementara dan dalam penyelesaiannya butuh bantuan seorang ahli. Hal ini dapat disebabkan oleh tuntutan yang terlalu tinggi kepada anak tersebut juga bisa dikarenakan factor dalam diri anak itu sendiri, seperti ia merupakan individu yang belum mempunyai cara yang baik dalam penyelesaian masalah. Contohnya keadaan seorang anak yang tergolong troublemaker di kelasnya, hal tersebut dapat diakibatkan dari tuntutan orang tuanya yang ingin anaknya menjadi peringkat pertama di kelasnya. Anak tersebut malah memenuhi tuntutan orang tua dengan menjadi penguasa di kelasnya, karena dalam pikirannya
jika
ia
menjadi
penguasa di
kelasnya, maka ia
bisa
menjadi
juara
pertama di
kelas tersebut.