Thursday, June 19, 2014

Penyimpangan Pada Masa Bayi dan Kanak-kanak

Klasifikasi Gangguan di Masa Bayi dan Kanak-kanak

Untuk mengklasifikasikan perilaku menyimpang pada anak anak, para ahli diagnostik pertama harus mengetahui apa yang dianggap normal pada usia tersebut. Faktor umur merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendiagnosis perilaku anak. Contohnya jika anak berumur 3 tahun menjerit-menjerit karena kenginan yang tidak di penuhi maka itu bisa dikatagorikan hal yang normal, namun jika anak berumur 10 tahun melakukan hal yang sama itu bisa dianggap tidak wajar atau penyimpangan.
Penyimpangan pada kanak-kanak tercantum pada DSM-IV-TR, seperti depresi, yang dimasukkan dalam kriteria yang banyak terjadi pada orang dewasa. Sebagian besar juga penyimpangan pada kanakkanak di karenakan perpisahan, merupakan gangguan yang banyak terjadi di kalangan kanakkanak. Namun banyak juga gangguan lain seperti kurangnya konsentrasi/ hiperaktivitas, didalam konsep utamanya sebagai penyimpangan yang terjadi pada kanak-kanak.

Secara generalisasi penyimpangan dibagi 2, yaitu :
1. ) Gangguan Eksternalisasi
Penyimpangan eksternalisasi ditandai dengan perilaku yang lebih diarahkan ke luar diri, seperti agretivitas, ketidakpatuhan, over aktivitas, dan inpultivitas dan termasuk ke gangguan Tingkah laku dan Gangguan sikap menentang

2. Gangguan Internalisasi
Penyimpangan internalisasi ditandai dengan pengalaman dan lebih ke perilaku yang dilakukan fokus ke diri sendiri seperti depresi, menarik diri dari sosial pergaulan diluar lingkungan atau lebih kebanyakan hanya dilingkungan keluarga terdekata saja, dan kecemasan, yang termasuk ke gangguan aktivitas dan mood di masa kanak-kanak. Anak dapat menunjukkan hal seperti berikut dan kita menyadari itu walaupun terkadang kita jarang tidak menyadari tingkah laku dari kanak-kanak.

Gangguan Perkembangan Pada Masa Bayi
Pada dasarnya setiap fase-fase perkembangan kehidupan manusia memiliki potensi adanya gangguan, tergantung dari tingkat keberhasilan atau kematangan individu dalam melewati setiap fase-fase hidupnya. Pada masa bayi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian:
a.    Gangguan Pertumbuhan Fisik
-       Hydrochepalus
Penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
-       Atresia Esofagus, Atresia Bilier, Atresia Ani
Atresia Esofagus (kerongkongan tidak terbentuk sempurna), Atresia Bilier (tidak terbentuk saluran empedu), Atresia Ani (tidak terbentuk anus). Ketiga hal ini sangat mengganggu sistem pencernaan bayi.
-       Clubfoot
Otot-otot, sendi-sendi pergelangan kaki dan tungkai kaki tidak terbentuk dengan sempurna (terdapat kelainan tulang).
-       Fibrosis Kistik
Penyakit ini terutama menyerang sistem pernafasan dan saluran pencernaan. Tubuh bayi tidak mampu membawa klorida dari dalam sel ke permukaan organ sehingga terbentuk lendir yang kental dan lengket.
-       Ambliopia (Gangguan ketajaman penglihatan)
Amblyopia adalah gangguan otak yang menyebabkan penglihatan di salah satu mata tidak berkembang dengan seharusnya. Ini adalah penyebab umum gangguan penglihatan permanen pada anak-anak.
- Penyakit kuning
Penyakit yang menyebabkan kulit dan bola mata bayi terlihat berwarna kuning. Hal ini terjadi karena belum dewasanya hati bayi tersebut. Hal ini biasanya terjadi pada bayi tiga atau empat hari setelah lahir.

a.    Gangguan Perkembangan Motorik
-       Neuromaskular
Gangguan ini mengakibatkan kurangnya kemampuan bayi dalam mengendalikan jaringan otot-ototnya yang membantu dalam proses motorik.
-       Celebral Palsy
Merupakan suatu gangguan perkembangan motorik (susunan sel-sel syaraf pusat) diakibatkan kecacatan pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.
-       Distrofi Otot
Merupakan suatu gangguan ketidakmampuan serat-serat otot dalam mengendalikan rangka bayi untuk melakukan gerak-gerak tubuh.

b.   Gangguan Emosi dan Perilaku (Psikologis)
-       Down Syndrome
Merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21. Perkembangan akan lebih lambat dari anak normal
-        Autism
Kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang dialami sejak lahir ataupun masa balita . salah satu contohnya adalah anak yang kesulitan membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi serta perasaan orang lain.
-       Mental Retardation
Suatu kondisi ketika keterbatasan intelekual mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi segala tantangan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
-       Hyperactives
Gangguan dimana seorang anak memiliki tingkah laku yang tidak normal, berlebihan, atau over yang disebabkan kelainan fungsi sel-sel otak dengan gejala utama yaitu tidak mampu memusatkan perhatian.
Hypoxia
berkurangnya persediaan oksigen. Hal ini juga dapat menyebabkan bayi tersebut mengalami pembedahan otak dan dapat meninggalkan kerusakan otak yang permanen, menyebabkan cacat mental, masalah-masalah perilaku, atau kematian

GANGGUAN PADA ANAK-ANAK
Gangguan juga dapat terjadi pada anak-anak. Beberapa gangguan yang biasanya terdapat pada masa anak-anak, diantaranya adalah :
1. Behavioral Disorder
Behavior disorder ini merupakan pola-pola perilaku yang negatif yang ditampakkan anak dalam kelompoknya maupun untuk merespon segala sesuatu disekelilingnya. . Ada 3 macam perilaku yang termasuk dalam Behavior Disorder yaitu :
A.     Attention – Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah,tidak bisa diam, tidak bisa duduk tenang.
B.     Conduct Disorder
Conduct disorder merupakan perilaku yang melatarbelakangi seorang anak memiliki perilaku kekerasan, kenakalan atau kriminalitas. Perilaku yang ditampilkan dalam conduct disorder merupakan perilaku yang tidak menghargai hak-hak orang lain, melanggar aturan, norma-norma yang berlaku  atau pun hukum.
C.     Oppositional Defiant Disorder
Pada anak-anak dengan gangguan tersebut memiliki pandangan maupun perilaku negative dan menyimpang, biasanya disertai dengan komplain-komplain terhadap orang tua, sikap permusuhan dan kemampuan berargumentasi tentang apa yang dilakukannya.

2. Emotional Disorder
Ketidakmampuan yang ditandai tidak sesuai dengan usia, budaya atau norma-norma etis yang berdampak buruk secara dengan merespon perilaku dan emosional dalam program-program pembelajaran sangat nyata pada akademis social, keterampilan, dan kepribadian
A.     Social Anxiety
gangguan kecemasan di mana seseorang memiliki ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk akal dari situasi sosial. Kecemasan (ketakutan intens) dan kesadaran diri muncul dari rasa takut akan diawasi ketat, dihakimi, dan dikritik oleh orang lain. Seseorang dengan kecemasan sosial gangguan takut bahwa ia akan melakukan kesalahan, terlihat buruk, dan malu atau dipermalukan di depan orang lain. Ketakutan dapat diperburuk oleh kurangnya keterampilan sosial atau pengalaman dalam situasi sosial. Kecemasan dapat membangun menjadi serangan panik. Orang dengan gangguan kecemasan sosial menderita pemikiran menyimpang, termasuk keyakinan yang salah tentang situasi sosial dan pendapat negatif orang lain.
Apa Penyebab Gangguan Kecemasan Sosial?
Tidak ada penyebab tunggal gangguan kecemasan sosial, tetapi penelitian menunjukkan bahwa faktor biologis, psikologis, dan lingkungan mungkin memainkan peranan dalam perkembangannya.
  • Biologi: gangguan kecemasan sosial mungkin berhubungan dengan ketidakseimbangan neurotransmitter serotonin. Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimia khusus yang membantu informasi bergerak dari sel saraf ke sel saraf lain di otak. Jika neurotransmitter tidak seimbang, pesan tidak bisa melalui otak dengan benar. Hal ini dapat mengubah cara otak bereaksi terhadap situasi stres, yang menyebabkan kecemasan. Selain itu, gangguan kecemasan sosial tampaknya keluarga. Ini berarti bahwa gangguan tersebut dapat diteruskan dalam keluarga melalui gen, materi yang berisi petunjuk untuk fungsi setiap sel dalam tubuh.
  • Psikologis: Perkembangan gangguan kecemasan sosial dapat berasal dari pengalaman memalukan di sebuah acara sosial di masa lalu.
  • Lingkungan: Orang dengan gangguan kecemasan sosial dapat mengembangkan ketakutan mereka dari mengamati perilaku orang lain atau melihat apa yang terjadi pada orang lain sebagai hasil dari perilaku mereka (seperti ditertawakan atau diolok-olok). Selanjutnya, anak-anak yang memiliki orang tua overprotective tidak dapat belajar mengenai keterampilan sosial yang baik sebagai bagian dari perkembangan normal mereka.
Pengobatan dan Treatment
Kombinasi obat-obatan dan konseling profesional mungkin efektif untuk pengobatan jangka panjang bagi orang yang memiliki kecemasan umum dan ketakutan atas situasi sosial. Untuk mereka yang takut hanya satu atau beberapa situasi sosial (seperti berbicara di depan umum atau makan di depan lain-lain) mungkin hanya memerlukan konseling profesional untuk mengatasi/menghilangkan rasa takut

B. Depressive Disorder
Yaitu  gejala afeksi, fisiologi dan kognitif seperti mood depresi, gangguan proses fisiologis (gang. tidur, kelambanan), kesulitan konsentrasi. Depresi ini juga sering disertai dengan berbagai masalah psikologis dan klinis, khususnya keinginan/perilaku bunuh diri.
Terapi untuk Anak yang mengalami depresi
Psikoterapi
Karena kekhawatiran tentang keamanan obat, orang tua sering memilih untuk mencoba psikoterapi sebelum beralih ke pengobatan. Psikoterapi dapat membantu anak-anak untuk membantu mereka memilah-milah perasaan mereka dan belajar keterampilan yang mereka butuhkan untuk mengatasi tekanan hidup.

 3. Developmental and Learning Disorder
            Merupakan keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya reespon yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respon-respon yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
A.     Mental Retardation
gangguan umum yang muncul sebelum dewasa, ditandai dengan gangguan fungsi kognitif dan defisit dalam dua atau lebih perilaku adaptif. Klasifikasinya biasanya diatur oleh IQ. Anak-anak dengan IQ 55-70 dinamakan Mild Mental Retardation, 40-54 Moderate Mental Retardation, 25- 39 Severe Mental Retardation, dan di bawah 20 atau 25 Profound Mental Retardation. Kebanyakan Mental Retardation terjadi pada usia dibawah 18 tahun. Mental Retardation juga kebanyakan terjadi pada pria daripada wanita.
Pengobatan
Mental Retardation dapat disembuhkan dengan cara Treatment. Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk mengembangkan potensi orang tersebut secara maksimal. Pendidikan dan pelatihan khusus dapat dimulai pada awal masa bayi. Ini termasuk keterampilan sosial untuk membantu orang tersebut berkelakuan senormal mungkin. Hal yang harus dilakukan adalah pendekatan perilaku

B.     Autism and Childhood-Onset Schizophrenia
Gangguan perkembangan yang meluas, mereka berkisar dari gangguan autis parah yang tidak teratur terhadap gangguan ringan yang disebut Asperger syndrome.Anak-anak yang mengalami gangguan ini dicirikan oleh masalah dalam interaksi sosial, komunikasi verbal dan nonverbal, dan perilaku repetitif.Autism Disorder adalah gangguan spektrum autisme parah yang terjadi dalam tiga tahun pertama kehidupan dan termasuk kekurangan dalam hubungan sosial, kelainan dalam komunikasi, dan pola terbatas, berulang, dan perilaku stereotipe.
A.     Learning Disorder
Gangguan belajar meliputi ketidakmampuan untuk memperoleh, menyimpan, atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa akademi.Gangguan belajar sangat berbeda dari keterlambatan mental dan terjadi dengan normal atau bahkan  dengan fungsi intelektual tinggi. Gangguan belajar hanya mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Anak dengan gangguan belajar terdiri dari tiga jenis :

Disleksia (dyslexia)
Dikenal sebagai SPLD (Specific Learning Difficulty) merupakan kesulitan yang terus menerus dalam kemampuan membaca dan menulis dari segala tingkat kemampuan dan tingkat intelektual. Menurut U.S National Institutes of Health disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang menghambat anak – anak untuk dapat belajar membaca, menulis, mengeja dan kadang – kadang bicara.
Jenis – jenis Disleksia :

      Trauma Dyslexia, biasanya terjadi setelah adanya cedera atau trauma pada daerah otak yang mengontrol kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sangat jarang ditemui pada anak-anak usia sekolah.
      Primary Dyslexia, jenis ini disebabkan oleh disfungsi, bukan kerusakan, sisi kiri otak (cerebralcortex). Individu dengan masalah ini jarang mampu membaca di kelas 4 SD, dan mungkin saja mereka tetap akan mengalami kesulitan hingga usia dewasa. Disleksia jenis ini biasanya disebabkan oleh turunan melalui gen mereka (hereditary). Hal ini lebih sering ditemukan pada anak lelaki dibanding anak perempuan.
      Secondary Dyslexiaatau Developmental Dyslexia, disebabkan oleh perkembangan hormon selama masa perkembangan janin. Disleksia jenis ini akan berkurang dan membaik dengan sendirinya seiring dengan perkembangan si anak.
Selain itu disleksia juga dapat berpengaruh pada beberapa fungsi yang berbeda; Visual Dyslexia, ditandai dengan kesulitan mengidentifikasi nomer dan huruf (mungkin terbalik-balik) dan ketidakmampuan untuk menuliskan setiap simbol dengan berurutan. Auditory Dyslexia melibatkan kemampuan untuk mendengar suara huruf atau kelompok huruf. Suara dianggap campur aduk dan atau tidak terdengar dengan benar/ sempurna. Disgraphia merupakan kesulitan yang dihadapi anak saat berusaha memegang dan mengendalikan pensil sehingga tidak mampu menuliskan apapun dengan benar. 
  Diskalkulia
Kekurangan dalam belajar matematika / hitungan ( kesulitan mengerti dan mengingat konsep angka dan hubungan angka. Diskalkulia terjadi pada   kira – kira 3 – 6% populasi.
  Dispraksia (dyspraxia)
Merupakan ketidakmampuan mengatur gerak, sering bermasalah dengan bahasa lisan dan tulisan. Penyebab dispraksia berhubungan dengan perkembangan neuronal.  Dispraksia berasal dari kata “Dys” yang artinya tidak mudah atau sulit dan “praxis” yang artinya bertindak, melakukan. Nama lain Dispraksia adalah Development Coordination Disorder (DCD), Perceptuo-Motor Dysfunction, dan Motor Learning Disability. Menurut penelitian, gangguan ini kadang diturunkan dalam keluarga dan gejalanya tumpang tindih dengan gangguan lain yang mirip misalnya disleksia.

Pengobatan
Pengobatan yang paling berguna untuk gangguan belajar adalah pendidikan yang secara hati-hati disesuaikan dengan individu anak.


4. Problems related to Physical and Mental Health
A. Sleep Disorder
Gangguan tidur dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.      Dyssomnias
Dyssomnias adalah gangguan memulai atau mempertahankan tidur, ditandai dengan sangat sulit untuk tidur, tidak bisa tidur ketika anda ingin, tidak  merasa segar setelah kembali dari tidur, dan sebagainya
2.      Parasomnias
Parasomnia adalah gangguan yang agak umum selama awal hingga pertengahan masa anak-anak. Contohnya Nightmares, Sleep Terrors, Sleepwalking
B. Eating Disorder
Kondisi dimana bayi atau anak tidak mau atau menolak untuk makan, atau memiliki kesulitan makan. Feeding disorder dari bayi atau masa kanak-kanak awal ditandai dengan pengurangan berat badan yang tiba-tiba pada bayi atau anak-anak (di bawah 6 tahun) dan perlambatan atau gangguan emosi dan perkembangan sosial. Gangguan ini dapat mengarah pada retardasi fisik dan mental bahkan kematian.
Pengobatan
Feeding disorder dapat ditangani oleh orang tua dengan cara mengontrol makan si anak dan berkonsultasi ke nutritionist atau mengunjungi gastroenterologist.

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI PADA ANAK-ANAK
Menurut Hurlock, bentuk-bentuk dari  hambatan perkembangan anak itu terbagi dalam 3 kategori besar, yaitu :
1. Behavior Problem (Problem Perilaku)
Hambatan ini tidak terlihat sebagai suatu problem, tidak merugikan orang lain, namun dapat merugikan perkembangan diri si anak, dan masih dalam taraf ringan.Contoh dari hal ini adalah ngemut jempol atau eating problem.
2. Behavior Disorder
Perilaku yang menyimpang bila dibandingkan anak seusianya, ini sudah agak berat karena sudah tergolong merugikan diri sendiri dan orang lain. Selain itu, sudah butuh bantuan penanganan orang lain yang lebih ahli, seperti dokter, psikolog, dan lain-lain. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan pusat saraf (contohnya conduct disorder), atau bisa juga disebabkan oleh gangguan psikis (contohnya trauma atau stress yang mengakibatkan anak mengalami school refusal).
3. Behavior Maladjusting
Perilaku yang keliru yang dilakukan anak-anak untuk mengatasi tuntutan dari lingkungan maupun dari dalam dirinya sendiri, juga merupakan kompensasi yang negatif, namun sifat perilaku tersebut biasanya hanya sementara dan dalam penyelesaiannya butuh bantuan seorang ahli. Hal ini dapat disebabkan oleh tuntutan yang terlalu tinggi kepada anak tersebut juga bisa dikarenakan factor dalam diri anak itu sendiri, seperti ia merupakan individu yang belum mempunyai cara yang baik dalam penyelesaian masalah. Contohnya keadaan seorang anak yang tergolong troublemaker di kelasnya, hal tersebut dapat diakibatkan dari tuntutan orang tuanya yang ingin anaknya menjadi peringkat pertama di kelasnya. Anak tersebut malah memenuhi tuntutan orang tua dengan menjadi penguasa di kelasnya, karena dalam pikirannya jika ia menjadi penguasa di kelasnya, maka ia bisa menjadi juara pertama di kelas tersebut.

No comments:

Post a Comment